Warna Apa Saja Boleh Yang Penting Putih

Kumpulan Cerita Humor - Seseorang bupati yang baru dipilih dalam suatu kabupaten di Papua punya niat lakukan kunjungan pertama ke rumah sakit di kabupatennya. Kepala Rumah Sakit yang dengar berita itu selekasnya lakukan persiapan penyambutan. Semua bangsal dibikin bersih serta dirapikan. Tembok-tembok dicat putih kembali. Lantai-lantai licin mengilap, berbau karbol, kinclong!

Saat Bupati hadir, Kepala Rumah Sakit menyambutnya. Bupati berumur 40-an tahun itu menyebar senyum penuh semangat. Sesudah melihat-lihat sisi luar rumah sakit, ia lantas berjalan menuju bangsal-bangsal pasien untuk menjenguk keadaan beberapa pasien. Di bangsal pasien masalah jiwa, Bupati menyalami seseorang pasien tua seputar umur 60-an.
Warna Apa Saja Boleh Yang Penting Putih
Warna Apa Saja Boleh Yang Penting Putih

Bupati: Selamat pagi, Bapa …. Perkenalkan, saya bupati yang baru dipilih. Bagaimana keadaan Bapa saat dirawat disini? Su terasa baik, ka? Jika ada yang kurang-kurang, Bapa dapat kasi lapor saya. Kelak saya kasi perintah untuk selekasnya urus!

Si pasien tidak bereaksi dikit juga. Ia cuma lihat Bupati dengan pandangan penuh berprasangka buruk. Beberapa pertanyaan lainnya diberondongkan si Bupati, si pasien masih diam dengan mata memicing, masih penuh berprasangka buruk. Pada akhirnya, mungkin karena frustrasi si pasien tidak ingin bicara, Bupati tinggalkan si pasien serta berjalan menjumpai pasien lainnya.

Pas saat si Bupati bergerak, pasien tua barusan berdiri serta berjalan mengarah Bupati, lantas menepuk pundaknya sambil berkata, “Adik Bupati, janganlah cemas, saat saya baru masuk rumah sakit ini juga saya pikir diri menjadi wali kota.”

Senja merah di Pelabuhan Kaimana. Seseorang lelaki memanggul ransel siap menaiki kapal Dobonsolo yang akan membawanya tinggalkan Papua Barat. Seseorang lelaki lainnya lari menguber serta memanggilnya. Ia adik lelaki yang akan pergi itu.

Kakak: Adik, ko janganlah menangis telah. Kaka menjadi susah. Kaka tentu kembali kelak, to. Kelak Kaka bawakan ole-ole. Ko ingin Kaka belikan kaos-kaos untuk ko main bola kelak, ka? Ko ingin warna kaos apakah? Merah, hitam, atau biru?

Adik: (sekalian menyeka air matanya) Ah, terserah Kaka. Warna apa bole, yang terpenting putih.

Abner eks-tahanan yang diduga ikut serta OPM. Sesudah bebas, polisi berupaya membuatnya cinta NKRI. Sehari-hari ia di ajarkan lagu “Berkibarlah Benderaku”. Seringkali terdengar ia menyanyikan bait-bait lagu tersebut di kamar mandi.

Berkibarlah benderaku
simbol suci gagah perwira
di semua pantai Indonesia
kau masih idola bangsa

Siapa berani turunkan engkau
serentak rakyatmu membela!

Sore itu ia melalui lapangan kantor distrik (kecamatan) yang tengah ada upacara penurunan bendera. Langsung ia lari ke lapangan serta memukuli dua petugas yang tengah turunkan bendera.

Abner dibawa kembali pada kantor polisi. Disana ia dimarahi komandan polisi.

Abner: Kaka kasi ajar saya lagu “Berkibarlah Benderaku”. Lagu ada katakan kitorang mesti bela jika ada orang yang berani turunkan bendera, to? Apakah salah saya, Kaka?

Reformasi masih tetap berumur awal. Dalam suatu kabupaten di Maluku, tidak tahu mengapa rapat pleno DPRD waktu itu, untuk kesekian kalinya, kembali menampik gagasan pemasangan instalasi internet di gedung DPRD. Sore itu seseorang wartawan lokal yang terasa tidak mengerti, sebutlah saja namanya Togutil, mendatangi rumah ketua DPRD yang sudah ia kenal.

Togutil: Om, beta seng mangarti mengapa DPRD tetap tolak penyediaan internet?

Ketua DPRD: Eh, nyong, janganlah ale banya bertanya dolo. Sini kasi voor beta keterangan dolo: apakah itu internet!?

Togutil: (Yang mendadak terasa ingin selekasnya lari serta terjun ke laut di belakang rumah Ketua DPRD) Berikut, Om, dengan internet itu kelak Om dapat mencarinya banya info, baku sambung dengan banya orang, juga tamang-tamang. Om dapat berjumpa Om pung tamang-tamang lama jua.

Ketua: Hah? Iyo, kah? Internet dapat urus akang? Ale janganlah parlente par beta, ya?

Togutil: Tuangkan Allah. Beta bekerja di kantor sehari-hari deng internet, akang. Seng butuh parlente par Om.

Ketua: Beta yakin, nyong! Bagini, Om ingin meminta tolong. Besok ale pakai internet akang, membantu Om mencari beta pung opa yang dibawa Belanda ke pulau-pulau Dobo, dahulu.

Si wartawan lantas pamit. Ia menjumpai kami sekalian ngos-ngosan. “Ayo torang beli sopi (minuman keras ciri khas Maluku) dolo, dapat? Beli satu jerigen bole. Beta ingin mabuk serta tidak sadarkan diri tiga hari. Tra butuh dibangunkan!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cerita 3 Sekawan Si Buta, Si Tuli dan Si Bisu Yang Lucu

Cerita 3 Sekawan Si Buta, Si Tuli dan Si Bisu Yang Lucu Kumpulan Cerita Humor - Awal cerita mereka ialah tiga sekawan yang akrab bersa...