Cerita 3 Sekawan Si Buta, Si Tuli dan Si Bisu Yang Lucu


Cerita 3 Sekawan Si Buta, Si Tuli dan Si Bisu Yang Lucu

Kumpulan Cerita Humor - Awal cerita mereka ialah tiga sekawan yang akrab bersahabat saat berpuluh-puluh tahun disebuah desa yang terpencil. desa itu bernama desa kurang-kurang dikit. dinamankan desa kurang-kurang dikit sebab beberapa dari masyarakat desa itu anaknya dilahirkan dengan tidak normal seperti orang biasanya, tapi dari kekurangan mereka, mereka memiliki keunggulan masing-masing.

Dalam satu hari tiga sekawan ini si buta, tuli serta si bisu tengah istirahat di bawah pohon rambutan yang teduh serta sejuk. lihat banyak buah yang matang si tuli ingin memetiknya.
si tuli : wah kayanya buahnya enak nie. gue panjatin aaahh..
si bisu : hmm..hmm.. umm..
si buta : petikkin buat gua juga donk?? (sambil minta pada si bisu)
"lalu naiklah si tuli dengan penuh semangat sebab buah rambutan yang segar serta udah matang kemerahan"
sesampainya di atas dengan lahapnya si tuli memakan buah rambutan itu.
lalu menyusullah si bisu mengikuti si tuli.
si buta : woii.. buat gua mana? ( teriak sibuta)
"dengan asiknya sibisu tidak mempedulikan teriakan sibuta yang telah dipesaninnya barusan sebelum naik keatas untuk memetikkan buat dirinya."
si tuli : loe naik aja sendiri ( sahut si tuli)
sibuta : bagaimana caranya gua naik? (teriak sibuta)
si tuli : loe ikutin aja suara gua ya injak dahan yang dikiri hbis itu injak dahan yang dikanan.
si buta : okeee... gua naik yaa..
"naiklah sibuta dengan perlahan-lahan serta penuh berhati-hati."
sibuta : gua sudah nyampai nie bagaimana cara gua tahu kalau buahnya sudah matang. (sekalian teriak)
si tuli : loe pegang aja klo loe rasa lembek-lembek tinggal loe putar saja habis tu loe tarik.
sibuta : okee.. Li..
dengan perlahan sibuta mencari buah rambutan yang telah matang dengan meraba-raba didaerah sekelilingnya, terasa ada yang didapatnya lalu sibuta berteriak kembali.
sibuta : Li... gua bisa satu nie..
situli : ya sudah tinggal loe putar langsung loe tarik aja..
"dengan penuh semangat sibuta menariknya dengan keras.." selang beberapa saat teriaak sebisu
si bisu : waaaduuuuuuuhhhhhh... atiiittt....
"teriiak sibisu dengan keraas meringis kesakitan"
sibuta : kenapa loe teriak Su?????
sibisu : yang loe tarik kantong kemenyan gua goblook.......

Larangan Memancing di Tempat Spesifik


Larangan Memancing di Tempat Spesifik

Kumpulan Cerita Humor - Sesudah sepanjang hari memancing dalam suatu danau, seseorang pemancing berjalan dari dermaga membawa dua lobster dalam ember.

Ia didekati oleh seseorang penjaga yang memintanya untuk tunjukkan ijin memancingnya.

Pemancing itu berkata pada penjaga, "Saya tidak tangkap lobster ini, mereka ialah hewan peliharaan saya. Sehari-hari saya hadir ke danau serta bersiul serta lobster ini melompat keluar serta saya membawa mereka jalan-jalan, serta sore hari saya bawa serta pulang kembali."

Penjaga, tidak memercayainya, memperingatkannya jika itu ilegal untuk memancing tiada ijin.

Si pemancing melihat ke penjaga serta berkata, "Bila Anda tidak yakin, lihatlah," sekalian dia melempar lobster kembali pada air.

Penjaga berkata, "Saat ini bersiul ke lobster Anda serta perlihatkan pada saya jika mereka akan keluar dari air."

Si pemancing melihat ke penjaga serta berkata, "Lobster apakah?"
Sent by: e-ketawa posted on 25 November 2018

Operasi Usus Buntu 


Seseorang petugas polantas dibawa ke rumah sakit dengan usus buntu yang meradang. Beberapa dokter mengoperasi serta menasihatinya jika semua baik-baik saja.

Akan tetapi, petugas polantas ini selalu rasakan suatu menarik-narik rambut di dadanya. Cemas jika ini mungkin adalah operasi ke-2 yang tidak dikisahkan dokter padanya, ia pada akhirnya mendapatkan cukuplah banyak tenaga untuk buka pakaian operasinya hingga ia dapat lihat apakah yang membuat begitu tidak nyaman.

Nyatanya ada tiga pita lebar pita perekat, yang direkatkan dengan kuat di dadanya yang berbulu, type yang tidak gampang terlepas.

Ditulis dalam huruf hitam besar ada kalimat,

"Mudah-mudahan cepat pulih... dari perawat yang Anda tilang tahun kemarin. .."
Sent by: e-ketawa posted on 16 November 2018

Coba Mengambil di Pesta Orang Kaya 


Dua orang pencuri yang tidak sama-sama kenal menyelusup ke pesta orang kaya. Saat makan malam, beberapa pencuri itu mengagumi akan bagaimana bahkan juga alat makan itu terbuat dari emas, serta kedua-duanya akan memutuskan jika mereka akan berusaha untuk mengambil beberapa.

Pencuri pertama diam-diam menyisipkan sendok emas ke sakunya, tiada mengerti jika pencuri ke-2 sudah melihat kejahatan ini.

Sesudah makan malam, pencuri ke-2 muncul serta mencari langkah mengambil sendok emas tiada diduga.

Ia ambil sendok emas sama dengan yang diambil pencuri pertama serta menggenggamnya di muka beberapa pemirsa pesta yang menuturkan jika ia ingin tunjukkan pada mereka trick sulap.

"Serta saat ini..." ia bicara pada banyak orang serta menunjuk mengarah pencuri pertama, "Saya akan masukkan sendok ini ke saku saya, serta mengeluarkannya dari saku pria ini!"

Cerita Si Setan Yang Ingin Berubah Menjadi Vampir


Cerita Si Setan Yang Ingin Berubah Menjadi Vampir

Kumpulan Cerita Humor - Ada 1 setan yang tetap ingin hidup di bumi, tetapi tidak sempat diperbolehkan oleh tim leadernya ( Bos Setan ). Satu waktu setan ini kekeh sekali serta tim leadernya mengizinkan dengan 1 prasyarat:

Setan: “Bos, tolong dong bos, gua ingin sekali hidup di bumi, toh gua udh cukuplah LOYAL sama kamu Bos”.

Bos setan: “Boleh tetapi tugasmu mesti mengisap darah manusia di bumi. Baik, jika demikian kamu kujadikan vampire!”

Jadi berubahlah setan itu jadi vampire, sesudah beberapa waktu di bumi, setan itu berjumpa pendeta serta dipertunjukkan salibnya jadi setan itu kepanasan serta balik lagi ke langit.

Setan: “Bos bagaimana neh! Waktu gue kembali lagi ke sini, pokoke gue mo tinggal di bumi!”

Bos setan: “Wadduh, bagaimana seh, baik, jika demikian kamu kujadikan Drakula!”

Jadi berubahlah setan itu jadi Drakula, sesudah beberapa waktu di bumi, setan itu lupa, ia keluar di siang hari, sebab tidak kuat dengan sinar, jadi setan itu kepanasan serta balik lagi ke langit.

Setan: “Boz bagaimana kembali neh! waktu gue kembali lagi ke sini, pokoke gue mo tinggal di bumi!”

Bos setan: ”Wadduh, bagaimana seh! Ati ati dong! Emmhh,, baik, jika demikian kamu kujadikan Nyamuk!”

Jadi berubahlah setan itu jadi Nyamuk, sesudah beberapa waktu di bumi, setan itu kurang berhati-hati saat ia menggigit orang pada malam hari, orang itu memukul nyamuk itu sampai mati serta balik lagi kelangit.

Setan: “Bos bagaimana kembali neh! waktu gue kembali lagi ke sini, pokoke gue mo tinggal di bumi!”

Bos Setan: ”Wadduh, bagaimana seh! ati-ati dong! Ya biarlah gua sudah tidak miliki alternatif lain, sebab walaupun bagaimanpun ikut tugasmu ialah mengisap darah manusia, serta yg paling akhir ini kamu tidak dapat balik lagi ke langit, kau akan selama2nya tinggal di bumi, bagaimana, kau pikirkan dahulu lah sebelum menyesal!”

Setan: “Biarin saja bos! yang terpenting gue mo tinggal di bumi!”

Bos setan: “Emmhh,, baik, jika demikian dengan sangat terpaksa kamu kujadikan SOFTEX!”

Jadi semenjak itu, setan itu telah tinggal damai tentram serta sentosa di bumi serta tetap kerjakan pekerjaannya dengan baik meskipun penuh dengan perasaan penyesalan yang dalam

Kejutan Dari Keluarga Korban

Kumpulan Cerita Humor - Bicara mengenai mop, saya begitu suka pada lawakan-lawakan ciri khas Indonesia Timur ini. Saya mempunyai banyak rekan dari Indonesia Timur yang lihai keluarkan MOP. Lebih dari itu, saya sempat juga tinggal lama di Papua serta Sulawesi Selatan yang kesehariannya berisi mop-mop jenaka. Satu dari banyaknya rekan saya yang lihai keluarkan mop bernama Rufus Wenda. Ia datang dari Kabupaten Puncak Jaya di Papua, semenjak kecil tinggal di Nabire, serta sekarang ini tengah kuliah di Yogyakarta.
Kejutan Dari Keluarga Korban
Tersebut saya buat dikit mop dari Rufus di sini, dua saja dahulu, janganlah banyak-banyak, agar saya masih tetap miliki stock bahan untuk selalu menyumbang tulisan di Mojok. Masak Saleh Abdullah si Jin Kura-Kura saja yang banyak tulisannya di sini, saya juga ingin dong.

Hadiah yang Didapatkan tiada Butuh Beruntung 


Satu waktu, dua orang kakak beradik yang lama tidak jumpa pada akhirnya berjumpa di Jayapura, tempat sang kakak menimba pengetahuan. Adik baru turun gunung. Mereka berdua lantas melihat laga sepak bola di tv. Waktu interval pada set pertama serta ke-2, sang kakak lapar, ia minta adiknya memasak mi instant.

Adik yang tidak pernah memasak mi instant tiada fikir panjang langsung melakukan perintah Kakak. Sesudah menyalakan kompor, Adik lalu menanyakan, “Kakak, ini mi di rebus atau gorengkah? ”
“Ko dapat bacakah tidak? ” Kakak balik menanyakan.
“Bisa to. ”
“Di bungkus itu dorang katakan apakah? ”
“Rebus. ”
“Itu telah! ! ! ”
Tidak berapakah lama mi rebus tersaji. Laga set ke-2 juga diawali. Sambil melihat laga, Kakak mulai makan mi. Satu suap, dua suap, lantas menyeruput kuah yang masih tetap panas, kakak terasa ada yang aneh, mi berasa cemplang. Lalu ia menanyakan pada adiknya, “Adik, dong pu bumbu ini telah ko kasih masukkah? ”
“Ah, bumbu apalagi, Kakak? ”
“Ada itu didalam bungkus, yang kecil-kecil itu, bungkus warna perak. ”
Sambil keluarkan bumbu mi instant dari saku, sang adik berujar, “Kakak pu tujuan itu yang inikah? ”
“Iyo, itu telah. Baru, mengapa tidak ko kasih masuk itu barang? ”
“Ah, sa duga ini hadiah! ! ! ”

Mungkin Ini Bukti Reinkarnasi 


Mendekati senja berlangsung kecelakaan jalan raya di jalan raya, beberapa orang yang lihat peristiwa itu langsung bergabung di tempat peristiwa untuk melihat dari dekat sekali. Korban yang bersimbah darah serta tergeletak di dalam jalan dikerubungi oleh mereka yang akan melihat dari dekat. Tidak berapakah lama, Pak RT datang di tempat peristiwa.

Jumlahnya manusia yang bergabung di tempat peristiwa mengakibatkan Pak RT kesusahan mendekat ke TKP. Ditambah badan yang kecil lagi rapuh, Pak RT kesusahan tembus kerumunan manusia. Ia coba sekali menekan masuk, tidak berhasil. Ia bergerak ke bagian lain, lalu satu kali lagi coba menekan masuk, tidak berhasil lagi. Tidak patah semangat, ia bergerak ke bagian yang lainnya lagi serta coba menekan masuk mendekati korban yang dikerumuni beberapa orang. Apakah daya, badan kecilnya membuatnya kembali tidak berhasil.

Pada akhirnya sesudah berfikir panjang serta mencari langkah supaya bisa mendekat ke TKP, Pak RT temukan langkah tepat untuk dapat tembus kerumunan manusia. Dengan kepercayaan penuh lalu ia berujar 1/2 berteriak pada himpunan manusia, “Permisi ya, permisi, tolong sa diberi jalan dolo ini. Permisi, darurat ini, sa keluarga korban ini!  Keluarga korban! ”

Beberapa masyarakat yang dengar itu melihat sinis mengarah Pak RT. Mengerti hal tersebut, Pak RT tidak kalah sinis, lalu ia kembali berujar memberikan keyakinan, “Iyo, benar ini, ko trada percayakah sa keluarga korban? Kasih jalan dolo! ”

Kesempatan ini Pak RT sukses. Himpunan manusia yang berdesakan memberikan jalan lega baginya. Ia lalu melenggang dengan asik ke arah TKP. Waktu pada akhirnya datang di TKP, Pak RT kaget serta malu bukan kepalang sebab nyatanya yang tertabrak mobil serta jadi korban kecelakaan ialah BABI. .

Kumpulan Cerita Humor Lucu Dari Sukimen Bahasa Jawa

Kumpulan Cerita Humor - Kalian beberapa pengagum narasi lucu? kalian ingin membaca narasi yang singkat sangat lucu banget serta konyol, gokil, kocak dari Sukimen berbahasa Jawa? Santri45 tempatnya. Koleksi narasi humor ngakak banget dan konyol dengan bhs jawa, mengenai Sukimen di tempat ini terbagi dalam beberapa jenis tema yang bersumber dari beberapa momen konyol yang tentu saja dapat membuat kalian ketawa lebih ngakak dari mulanya. Tiap-tiap terbitan artikel narasi lucu humor cuma diberikan pada sebuah topik agar Kalian lebih senang serta terhibur.
Kumpulan Cerita Humor Lucu Dari Sukimen Bahasa Jawa
Posting kesempatan ini akan mengupas himpunan narasi lucu Sukimen bhs jowo. Silakan dibaca dengan baik serta sediakan tenaga tambahan untuk ketawa 1/2 mati. Himpunan narasi humor lucu banget mengenai Sukimen disatukan dari peristiwa-peristiwa konyol yang gokil serta lucu. Cuss dibaca gan.

1. Narasi Lucu Sukimen Boso Jowo : Ménabrak Pésta Pérnikahan 


Polisi : “Ya’ opo critané sampèk koén nabrak uwong 20 iku? ”
Sukimen : “Aku nyétir mobil kécépatan 90 km/jam. Cocok nang pértélon moro2 rèm-é blong. Nèk ngiwo onok wong lanang loro, lha nèk néngén onok pésta kawinan. Cobak nèk Ayah, pilih nabrak sing éndi? ”
Polisi : “Yo mésti ngiwo, korbané luwih thithik. ”
Sukimen : “Pérsis. . ! ! Saya yo mikir ngono Pak ! ”
Polisi : “Trus la’opo wong2 sing nang pésta kawinan sing justru kowé tabrak? ! ”
Sukimen : “Lhaaa, niku masalahé. Saya wis milih wong lanang loro sing nang kiwo, …. éh dèk-é mlayu nyabrang moro nang pésta kawinan…dadi saya yo mbanting stir néngén, ngubér wong loro ingin Pak…! ”
Polisi : “Guoobluooogg. . . . !
Sukimen : ”’”énggih lérés! ! pancén wong lanang loro ingin guooblooogkk, Pak Polis.

2. Narasi Humor Sukimen Boso Jowo : SUKIMEN DAN RAPORT 


Sukimen : “Pak, méngko cocok préian nyong détukokna pit ya. . ”
Bapaké Sukimen : “Oké, tetapi rapot sékolahmu kudu ana angka 9-é. Télu baé, ora perlu kabéh”.
Bar tampa rapot …
Sukimen : “Pak, rapoté inyong ana angka 9-né télu. Pit-é éndi, Pak. . ? ! ”
Bapaké Sukimen : “Naaaahhh kaya kuwé sing jénéngé anaké Inyong. Pintér sékolahé. Kaé pit-é wis ték tukokna, néng pédangan. Rapoté éndi. . ? ? ”
Sukimen : “Ték délah néng ndhuwur tivi, Pak…” ujaré Sukimen karo ngglindhing numpak pit anyar.
Isi Raporté :
-Matématika = 3
-IPA = 4
-Pénjas = 4
-IPS = 4
-Bhs Indonésia = 3
-Sakit = 9
-Ijin = 9
-Alpa = 9

3. Narasi Lucu Sukimen Bhs Jawa : Pésén Simbok 


Sukimen (8 th) cah Klatén arép lungo, ditérké simbokné nyégat bis.
Kérnét bis : “Suroboyo, Suroboyo, bu? ”
Simboké Sukimen : “Pak tulung nggih, méngké nék juga tékan Jombang, laré niki dikandani.
Kérnét : “nggéh bu, tariiiikkk”
Nang términal Solo Sukimen takon kérnét bis, “Wés cédhak Jombang durung Lik ? ”
Kérnét : “Durung léé. . jék suwé”
Ora lét suwé tékan Sragén, Sukimentakon manéh, “Wés tékan Jombang Lik ? ”
Kérnét : “Durung Léé…. jik uuuaduuooohh”
Sukimen bosén ora tékan-tékan. Akhiré kéturon. Bus térus mlaku arah Suroboyo. Ora kroso bis wés ngliwati Jombang. Kénék lali pésénané mboké Sukimen. Baréng kélingan, kérnét langsung omong nang sopir, “Duuh kang, saya duso nang bocah kui, karo nuding Sukimen séng lagi turu ngglésér.
Sopir : “Lho kénopo, to? ”
Kérnét : “Mau mboké nitipké, yén tékan Jombang bocahé tulung kandanono”
“Wah, lha piyé kowé kui. Jombang wés kliwat adoh”, Jawab sopiré, bingung.
Tujuné sopiré apikan, gélém balik nang Jombang. Sak wisé njaluk pérsétujuan karo pénumpang liyané, mérgo mésakké karo si Sukimen. Sak wisé bis tékan Jombang, Sukimen digugah.
Kérnét : “Léé… tangi léé. Wés tékan Jombang, ki”, karo nggoyang goyang awakké Sukimen.
Sukimen njénggirat, “Wés tékan Jombang lik? ”, Karo grusa grusu mbukak kantong, ngétokké sanguné ; ségo sambél, lawuhé iwak asin.
Kérnét takon, “Arép mudhun kéné léé. . ? ”
“Ora Lik…. . wong saya arép nang Suroboyo. Ingin simbokku pésén, sanguné méngko dipangan nék wés tékan Jombang waé yo lé”, jawab Sukimen karo muluk ségo.
Kérnét, sopir, lan kabéh pénumpang muni baréng : “WéDHUUUSS ténan cah iki…. tiwasé mbaliiik! ”

Kisah Humor Dari Konflik Poso Yang Benar Benar Terjadi

Kumpulan Cerita Humor - Dengar cerita sekitar Perseteruan Poso dari bagian lain yang tidak pernah dibahas awal mulanya, dari mulai humor ironi sampai sarkasme.
Kisah Humor Dari Konflik Poso Yang Benar Benar Terjadi
“Komandang Mas Gan, berada di kantor, kah? Saya tengah berada di Yogya. Saya ingin singgah ke tempat Komandang, jika bole. ”

Pesan SMS itu masuk ke HP saya. Barang pasti, saya sambut dengan senang keinginan salah satunya eks-komandan perang Tentena tim Nasrani di perseteruan Poso ini, Jimmy Methusala.

Terlepas Magrib ia datang. Singkat saja kunjungannya, seusia satu cangkir kopi serta 2-3 batang rokok.

“Jadi ada pekerjaan apakah ngana di Yogya? ”

“Oh, itu Mas Gan, saya diundang ikuti workshop mengenai food security. Besok acaranya mulai. Ngomong-ngomong, apakah sich food security itu? ”

“Pasti berkaitan desas-desus pangan. Kedaulatan pangan, pangan import pangan lokal, organik serta non-organik. Gitu-gitulah. ”

“Oh, saya fikir food security itu makanan satpam. ”

Perseteruan berdarah Poso berlangsung beberapa babak, semenjak akhir 1998 sampai sekisar paruh tahun 2000. Dendam, geram, rasa sedih, luka serta tidak tahu apalagi tentu ada di seputar beberapa korban serta aktor perseteruan sosial, begitupun Jimmy. Tetapi, Jimmy serta kawan-kawan, pada beberapa orang eks musuhnya didalam perseteruan itu, sudah merajut rekonsiliasi unik tiada terlibat negara.

Justru, Jimmy sudah membuat catatan atas kejadian-kejadian lucu pada periode penuh luka itu. Baik ironi ataupun sarkasme, semua keluar seperti yang dipikirkan Freud dalam teorinya mengenai pelepasan inhibisi. Dorongan agresif yang mengendap dibawah sadar, lalu di keluarkan melalui humor, serta plong.

Menjadi, mari kita membaca kisah-kisah Jimmy.

Ijazah SMA Ketinggalan 


Saat kampung kami dibakar, sesudah dengar pendapat untuk ambil dokumen-dokumen terpenting seperti ijazah, seseorang rekan langsung lari tergopoh-gopoh turun dari gunung ke tempat tinggalnya.

”Kau ingin kemana? ” seorang mencegatnya.

”Ke rumah! Ijazah SMA-ku ketinggalan. ”

”Hah? Ijazah SMA? Kau, kan, tidak tamat SMA? ! ”

”Tuhang Allah, benar! Saya lupa! ” tuturnya sekalian menekuk muka.

Pengungsi Kutuan 


Kali lainnya, seseorang pengungsi marah-marah hadir mendekati Jimmy, gerundelan :

”Jangan-jangan, PMI (Palang Merah Indonesia) itu hilang ingatan. ”

”Tenang. Duduk dahulu. Ada apakah dengan PMI? ”

”Ketika saya dengar ada kontrol kesehatan dari PMI, ramai-ramai kami hadir untuk mengecek kesehatan. Sampai disana, seseorang petugas PMI menanyakan, ‘Bapak mengapa mengungsi? ’ Saya fikir ini pertanyaan bodoh yang tidak butuh dijawab. Semua dunia juga paham kami mengungsi sebab ada perseteruan. Tetapi, yang lebih bodoh lagi, ia memberi sebotol obat tiada menuturkan apakah fungsinya obat itu. Mungkin vitamin, fikir saya. Sampai diluar, saya baca baik-baik tulisan di botol obat itu. Disana tercatat Peditox, obat kutu rambut! Saya masuk lagi ke menjumpai petugas PMI barusan serta katakan, ‘Jadi kau fikir saya mengungsi sebab ada kutu rambut masuk ke otak saya, kah? ’”

Ingat Peliharaan 


Ada seseorang tua yang pengungsi serta sangat rajin berkunjung ke kami. Ia seseorang guru yang kami hormati di Poso.

Satu hari, dia memerhatikan rekan kami yang diam saja serta tidak turut bersenda gurau. Tuturnya,

”Sudahlah, tak perlu kau pikirkan apakah yang menerpa kita. Kira saja semuanya masalah. ”

”Saya tidak apa-apa, Om. Rumah saya baru 1x dibakar, sedang rumah Om telah 2x dibakar, tahun 1998 serta bulan kemarin. Om yang tempat tinggalnya telah dibakar dua barangkali masih tetap tenang-tenang, ditambah lagi saya yang baru 1x. ”

Ia diam sesaat, lantas meneruskan, “Yang saya pikirkan monyet saya, Om. Siapa yang akan memberikannya makan? ”

Ya, ia memang pelihara monyet yang sudah sempat ia bebaskan saat kami ingin lari.

Sandiaga Uno Memang Ulama Jadi Kendalanya Apa

Kumpulan Cerita Humor - Dengan terminologi, penyematan status ulama ke Sandiaga Uno tidak salah benar-benar. Namun mengapa ada banyak yang memprotes ya?

Geger penyebutan “ulama” untuk cawapres (calon wakil presiden) Sandiaga Salahuddin Uno muncul. Gara-garanya Wakil Ketua Majelis Syuro PKS, Hidayat Nut Wahid, lihat bekas Wakil Gubernur DKI Jakarta ini menjadi figur ulama walau tidak menyandang titel “Kiai Haji” seperti biasanya.

“Karena memang beliau tidak belajar di komune tradisionil keulamaan, ” kata Hidayat.
Sandiaga Uno Memang Ulama Jadi Kendalanya Apa
Penyebutan untuk Sandiaga ini bukan yang pertama. Jika netizen yang dirahmati Allah ingat, Sohibul Iman, yang Presiden PKS, juga menyebutkan Sandiaga menjadi seseorang santri.

“Saya dapat jelaskan saudara Sandiaga Uno menjadi figur santri di masa post-islamisme, ” kata Sohibul.

Melekatnya status “ulama” serta “santri” untuk Sandiaga ini selekasnya diprotes oleh netizen. Hedeh, basic netizen kagak sempat belajar apa-apa. Waktu figur sekaliber Hidayat Nur Wahid sama Sohibul Iman kalian memprotes sich? Walau sebenarnya kan memang Sandiaga itu betulan ulama.

Sebelum mengulas tentang pelekatan status “ulama” pada Sandiaga, jika netizen sempat juga ingat, dahulu Tommy Soeharto sempat juga memperoleh titel “gus” juga lho. Ingin yang lebih sangar lagi? Oh, ada. Setya Novanto, iya figur sakti yang dapat sulapan melewati potensi Pak Tarno serta sukses membuat penjara menjadi sekelas hotel berbintang, juga pernah disematkan status “kiai”.

Semat-menyematkan titel status keagamaan ini memang wajar di Indonesia. Ditambah lagi jika yang disematkan itu seseorang petinggi serta kebetulan sesaat lagi ingin naik panggung ke penentuan umum. Jika dahulu, dalam masalah Gus Tommy serta Kiai Setnov, kedua-duanya memang lagi ingin ancang-ancang untuk Pileg 2019 besok. Gus Tommy pada akhirnya melalui jalan Partai Berkarya, sedang Kiai Setnov melalui jalan KPK.

Kembali pada masalah Sandiaga. Dengan terminologi simpel, penyematan “ulama” ke Sandiaga tidak salah-salah sangat sich. Ya penyebabnya, seperti yang netizen juga sudah mengetahui, kata tunggal dari “ulama” ialah kata “alim” yang di Indonesia miliki beda arti dengan asal-usul kata ‘alim dari Bhs Arab. Nah, agar mudah, kita dapat menumpukan argumentasi ini dari kata alim (Bhs Indonesia) dengan ‘alim (Bhs Arab) terlebih dulu agar lebih jelas.

Alim di Indonesia memang terlanjur dimaknai sama dengan saleh, alias figur yang diakui miliki kedekatan spiritual dengan Tuhan. Sedang ‘alim yang jika diambil dari kata basic ‘alima miliki makna tahu.

Jika ingin mengerti dari linguistiknya Bhs Arab, kata ini kelak menjadi miliki beberapa turunan (baca : tasrif) yang beberapa miliki arti sama pada Bhs Arab dengan Bhs Indonesia. Perumpamaannya seperti dari ‘alima menjadi alim, pengetahuan, allamah, ta’lim.

Sebab saya sedang tidak membuka kelas pengetahuan shorof (pengetahuan untuk mengetahi pergantian alur frasa dalam Bhs Arab) serta saya juga bukan “ulama” di bagian shorof, jadi hanya terangkan sekilas saja agar basic penyebutan ulama untuk Sandiaga ini dapat disaksikan ya tidak salah-salah sangat.

Menjadi saat ‘alim dimaknai menjadi figur yang tahu atau tahu, jadi menyebutkan Sandiaga menjadi ‘ulama jelas bukan satu kekeliruan. Sebab memang Sandiaga ialah pakar atau ilmuwan dalam bagian yang dia kuasai. Contohnya dalam bagian ekonomi, Sandiaga ialah ‘ulama ekonomi, alias ilmuwan ekonomi. Sandiaga itu ‘alim alias tahu tentang masalah itu.

Nah, jika dengan terminologi, beres telah, Hidayat Nur Wahid memang tidak salah benar-benar.

Permasalahannya, geger masalah sematan ini masih berlangsung. Walau sebenarnya netizen Indonesia yang telah jago banget dalam berbahasa Arab akhir-akhir ini, tahu benar jika ‘ulama yang dijelaskan untuk Sandiaga ini tidak salah.

Lantas apakah permasalahannya?

Ya sebab dari antropologis, ‘ulama di Arab dengan ulama di Indonesia itu beda. Sesederhana itu.

Pergantian serta ketidaksamaan arti dengan antropologis ini tidak dilihat terpenting oleh Hidayat Nur Wahid, hingga membuat netizen menjadi terbelah. Pada yang setuju dengan sematan ini, dengan yang kontra dengan sematan ini.

Walau selintas alim serta ulama miliki arti yang sama dengan terminologi pada Bhs Indonesia dengan Bhs Arab, namun pengakuan ini menjadi penuh perbincangan jika arah bacaannya gunakan kacamata antropologis. Ditambah lagi jika ingin ditarik dikit ke histori bagaimana kebiasaan pesantren di Nusantara berkembang.

Berlainan dengan ‘ulama yang di kebudayaan Arab untuk menyebutkan seseorang yang berilmu di beberapa bagian, di Indonesia penyebutan ulama disematkan cuma untuk orang yang berilmu pada satu spektrum saja, yaitu agama. Lah, mengapa hal tersebut dapat berlangsung?

Ya tidak lainnya serta tidak bukan sebab pada jaman dahulu, seseorang ulama serta keturunannya lebih miliki akses pengetahuan yang tidak dapat didapat oleh rakyat jelata. Pada masa itu, pendidikan cuma dipunyai oleh beberapa tuan tanah-tuan tanah atau figur yang punya pengaruh. Yah, katakanlah orang punya pengaruh dapat dibagi menjadi dua, sebab politik (keturunan raja dan lain-lain) sebab agama (keturunan kiai dan lain-lain) .

Nah, sebab pada jaman begitu belumlah ada pembagian pada pengetahuan agama dengan pengetahuan umum—tidak seperti saat ini yang ada jenis kampus islam serta kampus negeri, jadi semua pengetahuan dipandang seperti satu kesatuan yang tidak dipisahkan keduanya. Seseorang ‘alim dipandang tahu semuanya, bukan sekedar masalah akhirat tetapi juga dunia.

Seseorang ulama, akan didatangi oleh penduduk serta ditanyai beberapa jenis masalah. Bukan sekedar masalah fikih atau persoalan agama, tetapi juga masalah waktu tanam, waktu panen, masalah ternak, bertanya tanggal menikah, bahkan juga sampai tentang nama anak.

Hal seperti ini sebetulnya searah dengan pemikiran Quraish Shihab dalam bukunya Ulama Pewaris Nabi tentang kehadiran diksi ‘ulama dalam Al-Quran yang dimaksud dengan eksplisit 2x. Yang pertama menyebutkan jika ulama dimaksud sebab pemahamannya akan ayat-ayat Allah atau miliki pengetahuan berbentuk qur’aniyah, di lain sisi juga miliki potensi keilmuan berbentuk kauniyah alias dapat membaca kejadian alam.

Oke, sampai titik ini, peranan ‘ulama di Arab dengan ulama di Nusantara terlihat masih tetap sama. Saling ahli di banyak bagian. Lantas apakah yang membuat kedua-duanya beda serta beralih? Ya sebab ada kolonialisme.

Beberapa orang Eropa yang hadir ke Nusantara dikit banyak turut “mengajari” nalar-nalar logis ala barat ke penduduk. Makin lama makin penduduk Nusantara menjadi memahami ada ketidaksamaan pengetahuan yang tidak semua dapat dijawab oleh beberapa “ulama” mereka. Atau jika juga dapat dijawab oleh beberapa ulama, pengetahuan barat lebih berasa dekat dengan penguasa (Pemerintah Kolonial) .

Pengetahuan moderen ini ujug-ujug merubah langkah berfikir penduduk. Ulama tak akan dikultuskan tahu semuanya lagi. Beberapa ada yang masih tetap bertahan yang kita kenal menjadi “santri”, beberapa ada yang tertarik mengerti standard moderen yang dibawa beberapa imigran-imigran Eropa itu.

Lantas makin lama beberapa ulama tak akan dilihat miliki semuanya yang dapat menjawab masalah hidup. Potensi ulama pada akhirnya menyempit menjadi pada masalah agama saja, terutamanya Islam, ya sebab kolonialisme tidak dapat ngajar masalah Islam. Pemaknaan ulama juga pada akhirnya dikenali cuma pada “ahli dalam agama Islam” saja seperti yang saat ini kita mengerti biasanya.

Lantas bila ada yang bertanya, memang kelirunya Hidayat Nur Wahid nyebut Sandiaga menjadi ulama apa itu? Ya sebab beliau tidak gunakan kata ‘ulama tetapi justru gunakan kata ulama.

Seakan-akan antropologi Islam di Nusantara ini sama dengan yang berada di Arab sana.

Cerita 3 Sekawan Si Buta, Si Tuli dan Si Bisu Yang Lucu

Cerita 3 Sekawan Si Buta, Si Tuli dan Si Bisu Yang Lucu Kumpulan Cerita Humor - Awal cerita mereka ialah tiga sekawan yang akrab bersa...