Pencuri Mangga Lebih Galak Daripada Pemilik Mangga

Kumpulan Cerita Humor - Sore itu Ungke serta kawannya ingin sekali makan mangga. Itu karena siang tadi sepulang sekolah mereka lihat mangga Pak Haji yang segar-segar. Tetapi, rasanya untuk minta langsung itu mustahil. Pak Haji diketahui menjadi orang yang begitu kikir.
Pencuri Mangga Lebih Galak Daripada Pemilik Mangga
Karena itu tidak ada langkah tidak hanya mengambil, Ungke dan kawannya setuju. Pohon mangga pas ada di samping rumah Pak Haji. Taktik mulai disusun. Ungke bekerja menjadi juru panjat, sedang kawannya siaga dibawah pohon. Sesudah terasa kondisi cukuplah aman, tindakan diawali.

“Ungke … ko ambe yang di bawah-bawah saja.”

“Jang ribut … mo dapa dengar, Pak Haji?”

Ungke melempar mangga ke bawah. Kawannya siap-siap tangkap. Telah lima buah yang lolos ditangkap. Sialnya, mangga ke enam lepas dari genggaman Ungke. Jatuh pas di atap rumah Pak Haji. Beliau langsung bergegas keluar. Ungke juga melaju laju ke tanah.

“Woooi! Kudacuki! Papancuri!” Pak Haji memergoki Ungke serta kawannya. Akan tetapi, mereka telah berlarian terbirit-terbirit. Pak Haji meluapkan emosinya dengan berteriak.

“Anak babi! Kiapa sa pe mangga yang ko orang panjaaattt?!!”

Ungke yang dengar teriakan itu dari terlalu jauh lalu menyahut.

“Bemana, Pak Haji tra ada ba kase siap tangga! Karena itu tong panjaaattt!”

Curi Mangga 2

Sejak peristiwa pencurian Ungke, Pak Haji mulai membuat penjagaan ketat. Hampir setiap hari dia duduk di muka rumah. Tidak tahu sekalian baca koran, minum kopi, bahkan juga makan disana untuk pastikan supaya tidak ada pencuri sekaligus juga memberi pesan tersirat pada Ungke serta siapa juga yang punya niat mengambil untuk semestinya membatalkan kemauan.

Setiba waktu salat Asar baru Pak Haji lepas mengawasi. Serta kebetulan papanya Ungke lagi melalui di muka rumah Pak Haji. Lihat buah mangga yang fresh, dia pada akhirnya ingin makan mangga. Terasa Pak Haji sedang tidak mengamati, tiada fikir lama Ayah Ungke langsung memanjat.

Belum ambil satu juga buah mangga nada Pak Haji telah terdengar.

“Woooi! Cukimai! Pancuri! Turuuun!” teriak Pak Haji dari bawah.

Dengar itu Ayah Ungke kaget bukan main. Dia bergegas turun ke bawah. Ssseeet, Ayah Ungke pas melaju dibawah. Belum Pak Haji memarahi, paaak, Ayah Ungke keduluan menampar Pak Haji.

“Ko bateriak kaya apa! Ko duga jika sa jatuh, ko mo tanggungkah?”

Pak Haji membisu, Ayah Ungke berlalu.

Curi Mangga 3

Nyatanya bukan hanya Ungke yang ingin mengambil mangga Pak Haji. Angki, anak Pak RT yang kawan Ungke, miliki keinginan yang sama. Karena, tidak lagi ada mangga di kampung itu tidak hanya punya Pak Haji. Menjadi, bila ingin nikmati segarnya buah mangga, mengingat Pak haji yang demikian kikir, tidak ada jalan lainnya tidak hanya mengambil.

Saat memperlancar laganya, keberuntungan belumlah memihak pada Angki. Dia terpergok Pak Haji.

“Turun! Turun!” bentak Pak Haji.

Angki tidak dapat lagi ke mana-kemana. Dia ada dalam kendali Pak Haji.

“Memang ko orang ini, hanya tahu mengambil. Demikian ko diajar papamu? Turut saya, agar papamu yang goso kau, anak tidak paham diajar!” Pak Haji emosi benar. Akan tetapi, sebelum Pak Haji bergegas, Angki mulai bicara sekalian lihat ke atas pohon.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cerita 3 Sekawan Si Buta, Si Tuli dan Si Bisu Yang Lucu

Cerita 3 Sekawan Si Buta, Si Tuli dan Si Bisu Yang Lucu Kumpulan Cerita Humor - Awal cerita mereka ialah tiga sekawan yang akrab bersa...